Dark Matter (Materi Gelap)
Halo teman-teman!! Lama tidak jumpa yaa. Sudah 2 tahun yang lalu terakhir posting di blog, berhubung keingetan tentang blog jadinya buka lagi deh hehe :). Kali ini kita akan membahas sesautu yang masih menjadi hal yang dicari kejelasannya oleh para ilmuwan dunia. Aku akan memberikan sedikit penjelasan apa sih dark matter (materi gelap) itu?. Menurut NASA dengan memikirkan pada model secara teoritis tentang komposisi alam semesta yang merupakan gabungan dari pengamatan secara kosmologis, para ilmuwan telah menjabarkan komposisi dari alam semesta yang terdiri dari ~68% energi gelap, 27% materi gelap, dan sisanya yaitu ~5% materi normal (bintang, planet, asteroid, dll).
Penelitian lebih lanjut bahwa materi gelap bukan berasal dari kita. Pertama, gelap yang berarti bahwa tidak dalam bentuk bintang dan planet yang kita pelajari. Pengamatan menunjukkan bahwa ada terlalu sedikit materi yang terlihat di alam semesta untuk membentuk 27% yang dibutuhkan untuk pengamatan. Kedua, tidak dalam bentuk awan gelap dari materi normal, materi terbentuk dari partikel yang disebut baryon.
Kita tahu ini karena kita akan mampu mendeteksi awan baryonik oleh penyerapan radiasi melewati awan tersebut. Ketiga, materi gelap tidak memiliki antimateri, karena kita tidak melihat sinar gamma yang unik yang dihasilkan ketika antimateri melenyapkan materi. Akhirnya, kita bisa mengesampingkan besar galaksi berukuran lubang hitam atas dasar berapa banyak lensa gravitasi yang kita lihat.
Konsentrasi tinggi belokan materi cahaya yang melintas dekat mereka dari benda jauh, tapi kami tidak melihat cukup bukti untuk menunjukkan bahwa benda-benda tersebut untuk membuat 25% kontribusi materi gelap yang diperlukan.
![]() |
source : https://www.insidescience.org/sites/default/files/dark-matter-top_0.jpg |
Pertanyaan tentang adanya materi gelap
mungkin tampak tidak relevan dengan keberadaan kita di bumi. Akan tetapi, ada
atau tidaknya materi gelap ini dapat menentukan takdir terakhir dari alam
semesta. Kita mengetahui bahwa sekarang alam semesta mengalami pengembangan
karena cahaya dari benda langit yang jauh menunjukkan adanya pergeseran merah.
Banyaknya materi biasa yang terlihat di alam semesta tidaklah cukup untuk
membuat gravitasi menghentikan pengembangan, dan dengan demikian pengembangan
akan berlanjut selamanya tanpa adanya materi gelap. Pada prinsipnya, jumlah
materi gelap yang cukup di alam semesta dapat menyebabkan pengembangan alam
semesta berhenti, atau kebalikannya (yang akhirnya membawa kita pada Big
Crunch). Pada praktiknya, sekarang banyak anggapan bahwa gerakan-gerakan alam
semesta didominasi oleh komponen lainnya, energi gelap.
No comments:
Post a Comment